SISTEM PAKAR PENDIAGNOSA PENYAKIT GINJAL

Jumat, 08 Juni 2012


Seiring  dengan perkembangan zaman  dan teknologi,  peran komputer  semakin mendominasi kehidupan umat manusia dalam  melakukan suatu  pekerjaan . Komputer tidak lagi hanya digunakan sebagai alat hitung, namun  komputer diharapkan agar dapat mengerjakan segala  sesuatu yang biasa dikerjakan oleh manusia. Manusia bisa menyelesaikan  masalah karena manusia mempunyai  pengetahuan  dan pengalaman. Pengetahuan diperoleh dengan belajar, semakin banyak belajar tentu saja pengetahuan seseorang akan meningkat sehingga memiliki kemampuan dalam meyelesaikan masalah.  Tanpa memiliki kemampuan untuk menalar dengan baik Manusia dengan segudang  pengalaman dan pengetahuan tidak akan dapat menyelesaikan masalah dengan baik.

Untuk itu agar komputer  dapat melakukan tindakan  seperti dan  sebaik manusia, maka komputer juga harus diberi bekal pengetahuan dan mempunyai kemampuan untuk menalar.  Sistem  pakar adalah merupakan salah satu cabang kecerdasan buatan yang mempelajari bagaimana meniru Cara berpikir seorang pakar dalam menyelesaikan suatu permasalahan.  Membuat keputusan maupun mengambil kesimpulan sejumlah fakta. Kajian pokok dalam system pakar adalah bagaimana mentransfer pengetahuan yang dimiliki oleh seorang pakar kedalam komputer  dan bagaimana  mengambil keputusan dan juga mengambil kesimpulan berdasarkan pengetahuan itu. Dengan menyimpan informasi dan digabungkan dengan himpunan aturan penalaran yang memadai memungkinkan  komputer memberikan kesimpulan  atau mengambil keputusan seperti seorang pakar.maka penulis membuat system pada komputer yang  bisa menyelesaikan masalah dan memberikan solusi  tentang bagaimana mendeteksi  penyakit ginjal sejak dini pada manusia. 

Identifikasi Masalah
 Dilihat dari pentingnya ginjal dalam tubuh manusia yang merupakan organ vaskular (kaya pembuluh darah),  maka penulis memandang  perlu adanya suatu pendeteksi dalam memecahkan suatu masalah mengenai penyakit  ginjal  yang menyerang manusia. 
Analisa dan Perancangan Sistem
 Aplikasi Sistem Pakar ini adalah merupakan paket perangkat lunak yang membahas bagaimana cara untuk mendeteksi penyakit ginjal pada manusia.  Sistem pakar pendeteksi penyakit ginjal pada manusia  ini terdiri atas 2 bagian yaitu : 
Lingkungan Pengembangan  (Development environment) dan  Lingkungan  Konsultasi  (Consultation environment)

Konsep Dasar Pengembangan Sistem.
  Untuk membangun aplikasi system pakar ini melalui beberapa tahapan pengembangan antara lain :
1.  Menentukan bahasa pemrograman yang akan digunakan.
2.  Analisa system
3.  Desain Sistem.
4.  Prototype dasar kasus

KESIMPULAN
 Aplikasi system pakar pendiagnosa penyakit ginjal dapat melakukan diagnose terhadap penyakit ginjal menurut pengetahuan yang diperoleh dari pakar (dokter ahli penyakit dalam) dan diinput sebagai basis pengetahuan pada system ini.  Tingkat kepercayaan yang diperoleh dapat mewakili tingkat kepercayaan jika diagnosa dilakukan oleh seorang pakar


Pekerjaan yang Bisa "Dimasuki" Oleh Manusia Psikologi

Jumat, 30 Maret 2012


Web Designer
Apabila memang dilihat dari luarnya saja, memang Web Desainer adalah suatu perkejaan yang memerlukan orang dengan kemampuan akademik berbasis IT, pernyataan tersebut tidak sepenuh nya salah, tetapi juga tidak sepenuh nya benar.
                 
Lalu bagaimana pekerjaan Web Desain ini bisa nyambung dengan ilmu Psikologi ?
Memang saya tekankan sekali, untuk membuat web memang memerlukan suatu koding-koding yang canggih untuk membuat suatu “web” sehingga menjadi sesuatu yang unik dan bisa dibedakan dengan web lainnya. Disinilah peran manusia akademik IT untuk membuat koding-koding tersebut, yang jelas dalam proses akademis seorang yang belajar Psikologi, tidak akan menukan teori-teori peng-koding-an web pada salah satu teori ahli-ahli Psikologi. Apakah Peran seorang dengan ilmu Psikologi dalam Web Desain tersebut?

Mari kita lanjutkan, setelah manusia IT telah melakukan koding sehingga lebih mudah dipahami oleh orang awam sebut saja istilah ini dengan “user friendly”, tapi dengan dorongan persaingan web tentu saja dibutuhkan lebih dari “user friendly” tapi diperlukan sebuah istilah baru “psychological friendly” (istilah ini saya yang bikin sendiri, hehehe). Dalam arti seseorang tidak hanya mudah menggunakan, tapi juga dalam mengakses nya setiap maksud dalam web tersebut bisa dipahami dan bahkan harapannya lebih dari itu, lebih tepatnya bisa dimaknai.

Sebagai contoh, pemilihan warna dasar untuk sebuah web, tidak bisa seorang manusia IT, memilih warna, karena dalam Psikologi warna bisa menimbulkan suatu kesan emosi tertentu, kita sebut dengan “mood”. Disinilah peran seorang manusia Psikologi untuk menentukan ketepatan pemilihan warna agar mood nya sesuai dengan tujuan web. Misal seorang Developer ingin membuat suatu Web Konsultasi Hukum, maka pemilihan warna yang dipilih haruslah netral atau terkesan cerah, misal : biru atau putih, bukan warna yang terlalu mencolok, missal : hitam atau merah.

Diatas adalah salah satu contoh dari sekian banyak contoh yang bisa dilakukan seorang manusia Psikologi pada Web Desaigner tersebut.

-------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Pengembang Usaha Katering
Hello ??? masa sih seorang manusia Psikologi menjadi Penjual Makanan ? Eitts… Ternyata untuk mengembangkan suatu usaha Katering ini, tidak hanya manusia Manajemen atau Ekonomi saja yang bisa mengambil alih lapak ini, tapi juga manusia Psikologi.

Lalu bagaimana pekerjaan Pengembang Usaha Katering ini bisa nyambung dengan ilmu Psikologi ?

Mungkin manusia Psikologi ketika duduk dibangku perkuliahan belajar tentang Psikologi Manajemen, Psikologi Konsumen dan mungkin mereka manusia-manusia Manajemen atau Ekonomi juga mempelajari nya. Tapi, mereka tidak memperlajari Psikologi Sosial dan Psikologi Kepribadian. Disinilah nilai tambah dari Psikologi, manusia Psikologi tidak hanya diajarkan bagaimana melihat fenomena-fenoman pasar dengan mempelajari Psikologi Konsumen, dan mempelajari materi-materi dasar untuk memanajemen suatu usaha. Dalam setiap pekerjaan tentu saja ilmu sebagai 30% landasan untuk sukses nya usaha, sisa 70% nya adalah Tekad. So, Out Of The Box Guys…
  -------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Pekerjaan Lainnya yang bisa “Dimasuki” Manusia Psikologi…

1. Desain Banner
Dengan memandang dari ke Ergonomis-an, pemilihan warna, dan pemilihan kata sugestif, dll.

2. Desain Interior
Dengan melihat sisi Panorama dari suatu penampakan gedung, pemilihan cat, Ergonomis, pemilihan  furniture serta hiasan-hiasan.

3. Investigator Kriminal
Whatt ?? Ternyata Seorang Manusia Psikologi bisa Menjadi seperti Detective Conan ? Of Course it can. Tentunya dengan mengambil suatu jurusan Kriminologi yang beberapa persen nya sangat Psikologi sekali, memang agak klinis seperti melihat kebohongan, dan menyambungkan fenomenologis sebelum nya dengan yang saat ini sehingga menjadi kepingan yang utuh.

4. Tukang Ojek.
Hehehehe…Gak Lah…Masa Capek-capek jadi Manusia Psikologi, tapi jadi tukang Ojek. Tapi kalo Ojek Cinta sih boleh, :-)

Sekian dulu, Tulisan dari saya, semoga bisa membuka wawasan kalian.
Terima Kasih.

Analisa Perbandingan Situs Penyedia Lowongan Pekerjaan


JobsDB
www.jobsdb.com


Pilihan Bahasa.
Ketika Surfer mulai masuk ke alamat situs tersebut, Surfer langsung di tawarkan pilihan “Bahasa Standar” yang terdapat dengan 2 pilihan yaitu : “English” dan “Bahasa”. Ini menambah nilai lebih karena dalam situs ini memang disediakan tidak hanya untuk surfer lokal.

Sub-URL Address
Maksud nya adalah, www.id.jobsdb.com adalah salah satu Sub situs dari JobsDB.com dalam artian developer JobsDB.com menyediakan lowongan pekerjaan sesuai dengan negara surfer membutuhkan pekerjaan tersebut.

Jangkauan Penyedia Pekerjaan
JobsDB.com menyediakan berbagai lowongan pekerjaan yang di kelompokan berdasarkan negara. Sehingga jangkauan nya tidak hanya lokal (Indonesia saja).
Terlepas dari berbagai macam hal, JobsDB.com hanya menyediakan pekerjaan di negara-negara Asia.


Fasilitas
Pastilah setiap situs mempunyai setiap keunggulannya sendiri. Di Header alamat ini terdapat fasilitas “Email Me Jobs”, yang memudahkan job searcher untuk mendapatkan informasi ketika terdapat suatu lowongan baru.
Dalam fasilitas “Job Search” di situs ini, job searcher dimudahkan dengan fasilitas pencarian yang lebih mendetail dengan memasukkan keyword dari Job Fuction.

Conclusions
Situs Penyedia Kerja ini cukup Informatif, Fasilitas yang user friendly sehingga semakin memudahkan pencarian pekerjaan, tetapi tetap saya untuk mendapatkan fasilitas Full Access, job searcher haruslah mendaftarkan diri. Dari sisi database, situs ini termasuk situs yang bisa dibilang lengkap karena menyediakan pekerjaan dari berbagai negara di Asia.

-------------------------------------------------------------------------------------------------------------

IndonesiaJobs77  
http://www.indonesiajobs77.com

Pencarian Instan Database di Awal Page
Ketika membuka situs ini, pertama kali Surfer disediakan pilihan pencarian secara instant dengan mengelompokkan apakah Surfer adalah orang yang mencari pekerjaan atau orang yang mencari orang untuk dipekerjakan. Jadi pilihannya adalah “Job Seekers” atau “Employers” yang dibawah nya terdapat kolom untuk diisi dengan keyword sehingga surfer bisa langsung mencari database sesuai tujuannya.

Web Design
Pertama kali penulis melihat situs ini, penulis terasa sangat familiar dengan tampilan di situs ini, Tentu saja, situs ini benar-benar sama dengan Web Design pada Alamat Pencarian Terkemuka yaitu Google. Entah ini adalah suatu kekurangan atau kelebihan, mungkin saja developer memang ingin menyamakan desain web nya setara dengan Google dengan tujuan Surfer bisa melakukan penncarian seluruh pekerjaan selayaknya kecanggihan Google mencari suatu informasi dengan keyword yang di input.

Conclusions            
Karena memang situs ini, benar-benar mirip sekali dengan Google, sehingga fasilitas nya pun hampir mirip dengan Google, seperti pencarian berdasarkan Lokasi, Kategori, Date Posted, dll yang berada di samping kiri situs tersebut.
Situs penyedia lowongan pekerjaan ini dinilai kurang informatif, karena meng identikkan situs dengan Google. Yang padahal bisa saja situs ini bisa berkembang dengan menambahkan fasilitas lain yan memang tidak terlalu identik dengan Google.

Aplikasi Psikologi : Natura Sound Theraphy

Minggu, 06 November 2011

PENGENALAN 
Sudah sejak lama, ilmuwan meneliti keberadaan hubungan antara gelombang suara dan alam bawah sadar manusia. Alunan musik dan suara dipercaya dapat memengaruhi kesehatan, kecerdasan, mentalitas, dan konsentrasi kita.
 
Terhitung sejak abad ke-9, Al-Farabi telah mengungkapkan efek terapi musik terhadap jiwa pendengarnya dalam tulisan ilmiah “Meanings of the Intellect”. Berbagai riset juga dilakukan hingga saat ini, termasuk yang melahirkan teori “efek Mozart (musik klasik)” yang bermanfaat bagi perkembangan otak bayi. 

Natura Sound Theraphy  - salah satu aplikasi psikologi untuk membantu terapi klien

Namun, orang dewasa juga memiliki kesempatan merasakan manfaat terapi musik. Selain untuk penyembuhan, terapi ini berguna sebagai alat bantu relaksasi: mengurangi stres, melelapkan tidur, dan sebagainya. Untuk menjajalnya, silakan unduh aplikasi Natura Sound Therapy.

Di dalam Natura Sound Therapy, tersimpan bermacam koleksi musik dan efek suara yang memperdengarkan nuansa alam bebas. Beberapa pilihan yang ada, misalnya debur ombak, kicauan burung, dan aliran air. Terdapat pula modul relaksasi yang berisi alunan suara seruling Amerika, piano, irama ambient, dan tabuhan tangan. 

Anda bisa memutar seluruh musik dan efek secara bersamaan atau memilih yang diinginkan saja. Volume setiap suara pun dapat Anda atur dan tentukan yang lebih dominan. Kalau malas memilihnya, pilih saja satu dari 38 judul presets kombinasi dengan efek terapi masing-masing. Ada preset untuk penyegaran otak, pelepas stres, pemicu kreativitas, maupun pengantar tidur.
Guna mempertajam manfaat dari terapi musik, Natura Sound Therapy menawarkan Brainwave Synchronizer. Feature ini diklaim mampu meningkatkan fokus mental dan menyiapkan keadaan untuk meditasi dan relaksasi. Tapi, fungsi ini baru berguna jika Anda mengenakan headphone

TUJUAN
Aplikasi Natura Sound Theraphy sendiri bertujuan untuk memudahkan terapis untuk membuat klien lebih nyaman dengan suara-suara yang lembut. Sehingga klien bisa lebih tenang dan tidak panik. 

CARA KERJA
Cara Kerja Aplikasi ini yaitu memanfaatkan gelombang otak (brainwave) Beta, Alpha, Theta, Delta. Dimana dalam alunan suara tersebut terdapat suara yang dapat mengsinkronisasi gelombang otak kita menjadi gelombang otak yang kita inginkan, sehingga mempermudah tahap pemulihan seseorang (terapi).

MANFAAT
- Mendapatkan tidur malam yang penuh.
- Digunakan sebagai menyembuhan melalui meditasi.
- Membantu kita untuk bisa lebih berkonsentrasi dalam belajar.
- Membuat rileks ketika kita mengerjakan sesuatu didepan komputer.
- Menurunkan kecemasan.
- d.l.l

Sekian artikel yang saya tulis, semoga bermanfaat bagi yang membacanya.
Sumber :
http://www.blissive.com/
http://download.cnet.com/Natura-Sound-Therapy/3000-2129_4-10068715.html
http://www.infokomputer.com/software/natura-sound-therapy

Sejarah Internet dan Komponen Konfigurasi Internet

Minggu, 02 Oktober 2011

1. Sejarah Internet

Sejarah intenet dimulai pada 1969 ketika Departemen Pertahanan Amerika, U.S.
Defense Advanced Research Projects Agency(DARPA) memutuskan untuk
mengadakan riset tentang bagaimana caranya menghubungkan sejumlah komputer
sehingga membentuk jaringan organik. Program riset ini dikenal dengan nama
ARPANET. Pada 1970, sudah lebih dari 10 komputer yang berhasil dihubungkan satu
sama lain sehingga mereka bisa saling berkomunikasi dan membentuk sebuah jaringan.
Tahun 1972, Roy Tomlinson berhasil menyempurnakan program e-mail yang ia ciptakan
setahun yang lalu untuk ARPANET. Program e-mail ini begitu mudah sehingga langsung
menjadi populer. Pada tahun yang sama, icon @juga diperkenalkan sebagai lambang
penting yang menunjukkan "at" atau "pada". Tahun 1973, jaringan komputer ARPANET
mulai dikembangkan ke luar Amerika Serikat. Komputer University College di London
merupakan komputer pertama yang ada di luar Amerika yang menjadi anggota jaringan
Arpanet. Pada tahun yang sama, dua orang ahli komputer yakni Vinton Cerf dan Bob
Kahn mempresentasikan sebuah gagasan yang lebih besar, yang menjadi cikal bakal
pemikiran internet. Ide ini dipresentasikan untuk pertama kalinya di Universitas Sussex.
Hari bersejarah berikutnya adalah tanggal 26 Maret 1976, ketika Ratu Inggris berhasil
mengirimkan e-mail dari Royal Signals and Radar Establishment di Malvern. Setahun
kemudian, sudah lebih dari 100 komputer yang bergabung di ARPANET membentuk
sebuah jaringan atau network. Pada 1979, Tom Truscott, Jim Ellis dan Steve Bellovin,
menciptakan newsgroups pertama yang diberi nama USENET. Tahun 1981 France
Telecom menciptakan gebrakan dengan meluncurkan telpon televisi pertama, dimana
orang bisa saling menelpon sambil berhubungan dengan video link.
Karena komputer yang membentuk jaringan semakin hari semakin banyak, maka
dibutuhkan sebuah protokol resmi yang diakui oleh semua jaringan. Pada tahun 1982
dibentuk Transmission Control Protocol atau TCP dan Internet Protokol atau IP yang kita
kenal semua. Sementara itu di Eropa muncul jaringan komputer tandingan yang dikenal
dengan Eunet, yang menyediakan jasa jaringan komputer di negara-negara Belanda,
Inggris, Denmark dan Swedia. Jaringan Eunet menyediakan jasa e-mail dan newsgroup
USENET.

Untuk menyeragamkan alamat di jaringan komputer yang ada, maka pada tahun 1984
diperkenalkan sistem nama domain, yang kini kita kenal dengan DNS atau Domain
Name System. Komputer yang tersambung dengan jaringan yang ada sudah melebihi
1000 komputer lebih. Pada 1987 jumlah komputer yang tersambung ke jaringan
melonjak 10 kali lipat manjadi 10.000 lebih.

Tahun 1988, Jarko Oikarinen dari Finland menemukan dan sekaligus memperkenalkan
IRC atau Internet Relay Chat. Setahun kemudian, jumlah komputer yang saling
berhubungan kembali melonjak 10 kali lipat dalam setahun. Tak kurang dari 100.000
komputer kini membentuk sebuah jaringan. Tahun 1990 adalah tahun yang paling
bersejarah, ketika Tim Berners Lee menemukan program editor dan browser yang bisa
menjelajah antara satu komputer dengan komputer yang lainnya, yang membentuk
jaringan itu. Program inilah yang disebut www, atau Worl Wide Web.

Tahun 1992, komputer yang saling tersambung membentuk jaringan sudah melampaui
sejuta komputer, dan di tahun yang sama muncul istilah surfing the internet. Tahun
1994, situs internet telah tumbuh menjadi 3000 alamat halaman, dan untuk pertama
kalinya virtual-shopping atau e-retail muncul di internet. Dunia langsung berubah. Di
tahun yang sama Yahoo! didirikan, yang juga sekaligus kelahiran Netscape Navigator

3. Komponen untuk mengkonfigurasi Internet

Perangkat penghubung jaringan komputer dan internet antara lain:

a. Modem
Modem berasal dari singkatan MOdulator DEModulator. Modulator merupakan bagian yang mengubah sinyal informasi kedalam sinyal pembawa (Carrier) dan siap untuk dikirimkan, sedangkan Demodulator adalah bagian yang memisahkan sinyal informasi (yang berisi data atau pesan) dari sinyal pembawa (carrier) yang diterima sehingga informasi tersebut dapat diterima dengan baik. Modem merupakan penggabungan kedua-duanya, artinya modem adalah alat komunikasi dua arah. Setiap perangkat komunikasi jarak jauh dua-arah umumnya menggunakan bagian yang disebut “modem”, seperti VSAT, Microwave Radio, dan lain sebagainya, namun umumnya istilah modem lebih dikenal sebagai Perangkat keras yang sering digunakan untuk komunikasi pada komputer.

Data dari komputer yang berbentuk sinyal digital diberikan kepada modem untuk diubah menjadi sinyal analog. Sinyal analog tersebut dapat dikirimkan melalui beberapa media telekomunikasi seperti telepon dan radio.

Setibanya di modem tujuan, sinyal analog tersebut diubah menjadi sinyal digital kembali dan dikirimkan kepada komputer. Terdapat dua jenis modem secara fisiknya, yaitu modem eksternal dan modem internal.

Modem terbagi atas:

  1. Modem analog yaitu modem yang mengubah sinyal analog menjadi sinyal digital
  2. Modem ADSL
  3. Modem kabel yaitu modem yang menerima data langsung dari penyedia layanan lewat TV Kabel
  4. Modem CDMA
  5. Modem 3GP
  6. Modem GSM

b. Router
Router adalah sebuah alat jaringan komputer yang mengirimkan paket data melalui sebuah jaringan atau Internet menuju tujuannya, melalui sebuah proses yang dikenal sebagai routing. Proses routing terjadi pada lapisan 3 (Lapisan jaringan seperti Internet Protocol) dari stack protokol tujuh-lapis OSI.

Router berfungsi sebagai penghubung antar dua atau lebih jaringan untuk meneruskan data dari satu jaringan ke jaringan lainnya. Router berbeda dengan switch. Switch merupakan penghubung beberapa alat untuk membentuk suatu Local Area Network (LAN).

c. Kartu Jaringan
Kartu jaringan(Inggris: network interface card disingkat NIC atau juga network card) adalah sebuah kartu yang berfungsi sebagai jembatan dari komputer ke sebuah jaringan komputer. Jenis NIC yang beredar, terbagi menjadi dua jenis, yakni NIC yang bersifat fisik, dan NIC yang bersifat logis. Contoh NIC yang bersifat fisik adalah NIC Ethernet, Token Ring, dan lainnya; sementara NIC yang bersifat logis adalah loopback adapter dan Dial-up Adapter. Disebut juga sebagai Network Adapter. Setiap jenis NIC diberi nomor alamat yang disebut sebagai MAC address, yang dapat bersifat statis atau dapat diubah oleh pengguna.

d. Bridge Jaringan
Bridge Jaringan adalah sebuah komponen jaringan yang digunakan untuk memperluas jaringan atau membuat sebuah segmen jaringan. Bridge jaringan beroperasi di dalam lapisan data-link pada model OSI. Bridge juga dapat digunakan untuk menggabungkan dua buah media jaringan yang berbeda, seperti halnya antara media kabel Unshielded Twisted-Pair (UTP) dengan kabel serat optik atau dua buah arsitektur jaringan yang berbeda, seperti halnya antara Token Ring dan Ethernet. Bridge akan membuat sinyal yang ditransmisikan oleh pengirim tapi tidak melakukan konversi terhadap protokol, sehingga agar dua segmen jaringan yang dikoneksikan ke bridge tersebut harus terdapat protokol jaringan yang sama (seperti halnya TCP/IP). Bridge jaringan juga kadang-kadang mendukung protokol Simple Network Management Protocol (SNMP), dan beberapa di antaranya memiliki fitur diagnosis lainnya. Terdapat tiga jenis bridge jaringan yang umum dijumpai:

Bridge Lokal: sebuah bridge yang dapat menghubungkan segmen-segmen jaringan lokal.
Bridge Remote: dapat digunakan untuk membuat sebuah sambungan (link) antara LAN untuk membuat sebuah Wide Area Network.

Bridge Nirkabel: sebuah bridge yang dapat menggabungkan jaringan LAN berkabel dan jaringan LAN nirkabel.

Stres

Selasa, 12 April 2011


Seringkali stres didefinisikan dengan hanya melihat dari stimulus atau respon yang dialami seseorang. Definisi stres dari stimulus terfokus pada kejadian di lingkungan seperti misalnya bencana alam, kondisi berbahaya, penyakit, atau berhenti dari kerja. Definisi ini menyangkut asumsi bahwa situasi demikian memang sangat menekan tapi tidak memperhatikan perbedaan individual dalam mengevaluasi kejadian. Sedangkan definisi stres dari respon mengacu pada keadaan stres, reaksi seseorang terhadap stres, atau berada dalam keadaan di bawah stres (Lazarus & Folkman, 1984).
Definisi stres dengan hanya melihat dari stimulus yang dialami seseorang, memiliki keterbatasan karena tidak memperhatikan adanya perbedaan individual yang mempengaruhi asumsi mengenai stresor. Sedangkan jika stres didefinisikan dari respon, maka tidak ada cara yang sistematis untuk mengenali mana yang akan jadi stresor dan mana yang tidak. Untuk mengenalinya, perlu dilihat terlebih dahulu reaksi yang terjadi. Selain itu, banyak respon dapat mengindikasikan stres psikologis yang padahal sebenarnya bukan merupakan stres psikologis. Dari penjelasan tersebut, terlihat bahwa respon tidak dapat secara reliabel dinilai sebagai reaksi stres psikologis tanpa adanya referensi dari stimulus (Lazarus & Folkman, 1984).
Singkatnya, semua pendekatan stimulus-respon mengacu pada pertanyaan krusial mengenai stimulus yang menghasilkan respon stres tertentu dan respon yang mengindikasikan stresor tertentu. Yang mendefinisikan stres adalah hubungan stimulus-respon yang diobservasi, bukan stimulus atau respon. Stimulus merupakan suatu stresor bila stimulus tersebut menghasilkan respon yang penuh tekanan, dan respon dikatakan penuh tekanan bila respon tersebut dihasilkan oleh tuntutan, deraan, ancaman atau beban. Oleh karena itu, stres merupakan hubungan antara individu dengan lingkungan yang oleh individu dinilai membebani atau melebihi kekuatannya dan mengancam kesehatannya (Lazarus & Folkman, 1984).
 
Proses Pengalaman Stres
Stres merupakan persepsi yang dinilai seseorang dari sebuah situasi atau peristiwa. Sebuah situasi yang sama dapat dinilai positif, netral atau negatif oleh orang yang berbeda. Penilaian ini bersifat subjektif pada setiap orang. Oleh karena itu, seseorang dapat merasa lebih stres daripada yang lainnya walaupun mengalami kejadian yang sama. Selain itu, semakin banyak kejadian yang dinilai sebagai stresoroleh seseorang, maka semakin besar kemungkinan seseorang mengalami stres yang lebih berat.
Perbedaan tingkat perkembangan antara anak-anak dengan orang dewasa tidak membuat perbedaan besar dalam hal pembentukan persepsi manusia. Teori appraisal dari Lazarus sudah diaplikasikan dalam penelitian terhadap anak. Salah satu penelitian yang dimaksud adalah penelitian oleh Johnson dan Bradlyn (dalam Wolchik & Sandler, 1997), yang ditujukan untuk meneliti appraisal positif dan negatif terhadap suatu peristiwa serta seberapa besar pengaruh peristiwa tersebut terhadap seorang anak.
Menurut Lazarus (1991) dalam melakukan penilaian tersebut ada dua tahap yang harus dilalui, yaitu :
1. Primary appraisal
Primary appraisal merupakan proses penentuan makna dari suatu peristiwa yang dialami individu. Peristiwa tersebut dapat dipersepsikan positif, netral, atau negatif oleh individu. Peristiwa yang dinilai negatif kemudian dicari kemungkinan adanya harm, threat, atau challenge. Harm adalah penilaian mengenai bahaya yang didapat dari peristiwa yang terjadi. Threat adalah penilaian mengenai kemungkinan buruk atau ancaman yang didapat dari peristiwa yang terjadi. Challenge merupakan tantangan akan kesanggupan untuk mengatasi dan mendapatkan keuntungan dari peristiwa yang terjadi (Lazarus dalam Taylor, 1991). Pentingnya primary appraisal digambarkan dalam suatu studi klasik mengenai stres oleh Speisman, Lazarus, Mordkoff, dan Davidson (dalam Taylor, 1991). Studi ini menunjukkan bahwa stres bergantung pada bagaimana seseorang menilai suatu peristiwa.
Primary appraisal memiliki tiga komponen, yaitu:
  1. Goal relevance; yaitu penilaian yang mengacu pada tujuan yang dimiliki seseorang, yaitu bagaimana hubungan peristiwa yang terjadi dengan tujuan personalnya.
  2. Goal congruence or incongruenc; yaitu penilaian yang mengacu pada apakah hubungan antara peristiwa di lingkungan dan individu tersebut konsisten dengan keinginan individu atau tidak, dan apakah hal tersebut menghalangi atau memfasilitasi tujuan personalnya. Jika hal tersebut menghalanginya, maka disebut sebagai goal incongruence, dan sebaliknya jika hal tersebut memfasilitasinya, maka disebut sebagai goal congruence.
  3. Type of ego involvement; yaitu penilaian yang mengacu pada berbagai macam aspek dari identitas ego atau komitmen seseorang.
2. Secondary appraisal
Secondary appraisal merupakan penilaian mengenai kemampuan individu melakukan coping, beserta sumber daya yang dimilikinya, dan apakah individu cukup mampu menghadapi harm, threat, dan challenge dalam peristiwa yang terjadi.
Secondary appraisal memiliki tiga komponen, yaitu:
  1. Blame and credit: penilaian mengenai siapa yang bertanggung jawab atas situasi menekan yang terjadi atas diri individu.
  2. Coping-potential: penilaian mengenai bagaimana individu dapat mengatasi situasi menekan atau mengaktualisasi komitmen pribadinya.
  3. Future expectancy: penilaian mengenai apakah untuk alasan tertentu individu mungkin berubah secara psikologis untuk menjadi lebih baik atau buruk.
Pengalaman subjektif akan stres merupakan keseimbangan antara primary dan secondary appraisal. Ketika harm dan threat yang ada cukup besar, sedangkan kemampuan untuk melakukan coping tidak memadai, stres yang besar akan dirasakan oleh individu. Sebaliknya, ketika kemampuan coping besar, stres dapat diminimalkan.
 
Respon Stres
Taylor (1991) menyatakan, stres dapat menghasilkan berbagai respon. Berbagai peneliti telah membuktikan bahwa respon-respon tersebut dapat berguna sebagai indikator terjadinya stres pada individu, dan mengukur tingkat stres yang dialami individu. Respon stres dapat terlihat dalam berbagai aspek, yaitu:
  1.  
    1. Respon fisiologis; dapat ditandai dengan meningkatnya tekanan darah, detak jantung, detak nadi, dan sistem pernapasan.
    2. Respon kognitif; dapat terlihat lewat terganggunya proses kognitif individu, seperti pikiran menjadi kacau, menurunnya daya konsentrasi, pikiran berulang, dan pikiran tidak wajar.
    3. Respon emosi; dapat muncul sangat luas, menyangkut emosi yang mungkin dialami individu, seperti takut, cemas, malu, marah, dan sebagainya.
    4. Respon tingkah laku; dapat dibedakan menjadi fight, yaitu melawan situasi yang menekan, dan flight, yaitu menghindari situasi yang menekan.
 
COPING STRES
Proses Coping Stres
Stres yang muncul pada anak akan membuat anak melakukan suatu coping (Mu’tadin, 2002). Coping adalah suatu tindakan merubah kognitif secara konstan dan merupakan suatu usaha tingkah laku untuk mengatasi tuntutan internal atau eksternal yang dinilai membebani atau melebihi sumber daya yang dimiliki individu. Coping yang dilakukan ini berbeda dengan perilaku adaptif otomatis, karena coping membutuhkan suatu usaha, yang mana hal tersebut akan menjadi perilaku otomatis lewat proses belajar. Coping dipandang sebagai suatu usaha untuk menguasai situasi tertekan, tanpa memperhatikan akibat dari tekanan tersebut. Namun coping bukan merupakan suatu usaha untuk menguasai seluruh situasi menekan, karena tidak semua situasi tersebut dapat benar-benar dikuasai. Maka, coping yang efektif untuk dilakukan adalah coping yang membantu seseorang untuk mentoleransi dan menerima situasi menekan dan tidak merisaukan tekanan yang tidak dapat dikuasainya (Lazarus & Folkman, 1984).
Menurut Lazarus & Folkman (1984), dalam melakukan coping, ada dua strategi yang dibedakan menjadi :
1. Problem-focused coping
Problem-focused coping, yaitu usaha mengatasi stres dengan cara mengatur atau mengubah masalah yang dihadapi dan lingkungan sekitarnya yang menyebabkan terjadinya tekanan.
2. Emotion-focused coping.
Emotion-focused coping, yaitu usaha mengatasi stres dengan cara mengatur respon emosional dalam rangka menyesuaikan diri dengan dampak yang akan ditimbulkan oleh suatu kondisi atau situasi yang dianggap penuh tekanan.
Individu cenderung untuk menggunakan problem-focused coping dalam menghadapi masalah-masalah yang menurut individu tersebut dapat dikontrolnya. Sebaliknya, individu cenderung menggunakan emotion focused coping dalam menghadapi masalah-masalah yang menurutnya sulit untuk dikontrol (Lazarus & Folkman, 1984). Terkadang individu dapat menggunakan kedua strategi tersebut secara bersamaan, namun tidak semua strategi coping pasti digunakan oleh individu (Taylor, 1991). Para peneliti menemukan bahwa penggunaan strategi emotion focused coping oleh anak-anak secara umum meningkat seiring bertambahnya usia mereka (Band & Weisz, Compas et al., dalam Wolchik & Sandler, 1997).
Suatu studi dilakukan oleh Folkman et al. (dalam Taylor, 1991) mengenai kemungkinan variasi dari kedua strategi terdahulu, yaitu problem-focused coping dan emotion focused coping. Hasil studi tersebut menunjukkan adanya delapan strategi coping yang muncul, yaitu :
Problem-focused coping
  1.  
    1. Confrontative coping; usaha untuk mengubah keadaan yang dianggap menekan dengan cara yang agresif, tingkat kemarahan yang cukup tinggi, dan pengambilan resiko.
    2. Seeking social support; yaitu usaha untuk mendapatkan kenyamanan emosional dan bantuan informasi dari orang lain.
    3. Planful problem solving; usaha untuk mengubah keadaan yang dianggap menekan dengan cara yang hati-hati, bertahap, dan analitis.
Emotion focused coping
  1.  
    1. Self-control; usaha untuk mengatur perasaan ketika menghadapi situasi yang menekan.
    2. Distancing; usaha untuk tidak terlibat dalam permasalahan, seperti menghindar dari permasalahan seakan tidak terjadi apa-apa atau menciptakan pandangan-pandangan yang positif, seperti menganggap masalah sebagai lelucon.
    3. Positive reappraisal; usaha mencari makna positif dari permasalahan dengan terfokus pada pengembangan diri, biasanya juga melibatkan hal-hal yang bersifat religius.
    4. Accepting responsibility; usaha untuk menyadari tanggung jawab diri sendiri dalam permasalahan yang dihadapinya, dan mencoba menerimanya untuk membuat semuanya menjadi lebih baik. Strategi ini baik, terlebih bila masalah terjadi karena pikiran dan tindakannya sendiri. Namun strategi ini menjadi tidak baik bila individu tidak seharusnya bertanggung jawab atas masalah tersebut.
    5. Escape/avoidance; usaha untuk mengatasi situasi menekan dengan lari dari situasi tersebut atau menghindarinya dengan beralih pada hal lain seperti makan, minum, merokok, atau menggunakan obat-obatan.
Coping Outcome
Lazarus dan Folkman (1984) menyatakan, coping yang efektif adalah coping yang membantu seseorang untuk mentoleransi dan menerima situasi menekan, serta tidak merisaukan tekanan yang tidak dapat dikuasainya. Sesuai dengan pernyataan tersebut, Cohen dan Lazarus (dalam Taylor, 1991) mengemukakan, agar coping dilakukan dengan efektif, maka strategi coping perlu mengacu pada lima fungsi tugas coping yang dikenal dengan istilah coping task, yaitu :
  1. Mengurangi kondisi lingkungan yang berbahaya dan meningkatkan prospek untuk memperbaikinya
  2. Mentoleransi atau menyesuaikan diri dengan kenyataan yang negatif.
  3. Mempertahankan gambaran diri yang positif.
  4. Mempertahankan keseimbangan emosional.
  5. Melanjutkan kepuasan terhadap hubungannya dengan orang lain.
Menurut Taylor (1991), efektivitas coping tergantung dari keberhasilan pemenuhan coping task. Individu tidak harus memenuhi semua coping task untuk dinyatakan berhasil melakukan coping dengan baik. Setelah coping dapat memenuhi sebagian atau semua fungsi tugas tersebut, maka dapat terlihat bagaimana coping outcome yang dialami tiap individu. Coping outcome adalah kriteria hasil coping untuk menentukan keberhasilan coping. Coping outcome, yaitu :
  1. Ukuran fungsi fisiologis, yaitu coping dinyatakan berhasil bila coping yang dilakukan dapat mengurangi indikator dan arousal stres seperti menurunnya tekanan darah, detak jantung, detak nadi, dan sistem pernapasan.
  2. Apakah individu dapat kembali pada keadaan seperti sebelum ia mengalami stres, dan seberapa cepat ia dapat kembali. Coping dinyatakan berhasil bila coping yang dilakukan dapat membawa individu kembali pada keadaan seperti sebelum individu mengalami stres.
  3. Efektivitas dalam mengurangi psychological distress. Coping dinyatakan berhasil jika coping tersebut dapat mengurangi rasa cemas dan depresi pada individu.

P r i v a s i

Selasa, 05 April 2011

A. Pengertian Privasi 
Kerahasiaan pribadi (Bahasa Inggris: privacy) adalah kemampuan satu atau sekelompok individu untuk mempertahankan kehidupan dan urusan personalnya dari publik, atau untuk mengontrol arus informasi mengenai diri mereka. Privasi kadang dihubungkan dengan anonimitas walaupun anonimitas terutama lebih dihargai oleh orang yang dikenal publik. Privasi dapat dianggap sebagai suatu aspek dari keamanan.
Hak pelanggaran privasi oleh pemerintah, perusahaan, atau individual menjadi bagian di dalam hukum di banyak negara, dan kadang, konstitusi atau hukum privasi. Hampir semua negara memiliki hukum yang, dengan berbagai cara, membatasi privasi, sebagai contoh, aturan pajak umumnya mengharuskan pemberian informasi mengenai pendapatan. Pada beberapa negara, privasi individu dapat bertentangan dengan aturan kebebasan berbicara, dan beberapa aturan hukum mengharuskan pemaparan informasi publik yang dapat dianggap pribadi di negara atau budaya lain.
Privasi dapat secara sukarela dikorbankan, umumnya demi keuntungan tertentu, dengan risiko hanya menghasilkan sedikit keuntungan dan dapat disertai bahaya tertentu atau bahkan kerugian. Contohnya adalah pengorbanan privasi untuk mengikut suatu undian atau kompetisi; seseorang memberikan detil personalnya (sering untuk kepentingan periklanan) untuk mendapatkan kesempatan memenangkan suatu hadiah. Contoh lainnya adalah jika informasi yang secara sukarela diberikan tersebut dicuri atau disalahgunakan seperti pada pencurian identitas.
Privasi merupakan tingkatan interaksi atau keterbukaan yang dikehendaki seseorang pada suatu kondisi atau situasi tertentu. Tingkatan privasi yang diinginkan itu menyangkut keterbukaan atau ketertutupan, yaitu adanya keinginan untuk berinteraksi dengan orang lain, atau justru ingin menghindar atau berusaha supaya sukar dicapai oleh orang lain (Dibyo Hartono, 1986).
Lang (1987) berpendapat bahwa tingkat dari privasi tergantung dari pola-pola perilaku dalam konteks budaya dan dalam kepribadian dan aspirasi dari keterlibatan individu. Rapoport (dalam Soesilo, 1988) mendefinisikan privasi sebagai suatu kemampuan untuk mengontrol interaksi, kemampuan untuk memperoleh pilihan-pilihan dan kemampuan untuk mencapai interaksi seperti yang diinginkan.
Altman (1975), mendefinisikan privasi dalam bentuk yang lebih dinamis. Menurutnya privasi adalah proses pengontrolan yang selektif terhadap akses kepada diri sendiri dan akses kepada orang lain. Altman (1975) menjabarkan beberapa fungsi privasi. Pertama, privasi adalah pengatur dan pengontrol interaksi interpersonal yang berarti sejauh mana hubungan dengan orang lain diinginkan, kapan waktunya menyendiri dan kapan waktunya bersama-sama dengan orang lain. Kedua, privasi berfungsi untuk merencanakan dan membuat strategi untuk berhubungan dengan orang lain, yang meliputi keintiman, atau jarak dalam berhubungan dengan orang lian. Fungsi privasi yang ketiga adalah memperjelas diri sendiri.

B. Faktor-faktor yang mempengaruhi Privasi 
Terdapat faktor yang mempengaruhi privasi, yaitu :
1. Faktor Personal, Marshall (dalam Gifford, 1987) mengatakan bahwa perbedaan dalam latar belakang pribadi akan berhubungan dengan kebutuhan akan privasi. Dalam penelitiannya, ditemukan bahwa anak-anak yang tumbuh dalam suasan rumah yang sesak akan lebih memilih keadaan yang anonim dan reserve saat ia dewasa. Sedangkan orang menghabiskan sebagian besa waktunya di kota akan lebih memilih keadaan anonim dan intimacy.
2. Faktor Situasional, Beberapa hasil penelitian tentang privasi dalam dunia kerja, secara umum menyimpulkan bahwa kepuasan terhadap kebutuhan akan privasi sengat berhubungan dengan sebagian besar lingkungan mengijinkan orang-orang di dalamnya untuk menyendiri (Gifford, 1987).
3. Faktor Budaya, Penemuan dari beberapa peneliti tentang privasi dalam berbagai budaya (seperti Patterson dan Chiswick pada suku Iban di Kalimantan, Yoors pada orang Gypsy dan Geertz pada orang Jawa dan Bali)memandang bahwa pada tiap-tiap budaya tidak ditemukan adanya perbedaan dalam benyaknya privasi yang diinginkan, tetapi sangat berbeda dalam cara bagaimana mereka mendapatkan privasi (Gifford, 1987).

             C. Pengaruh Privasi terhadap Perilaku
Altman (1975) menjelaskan bahwa fungsi psikologis dari perilaku yang penting adalah untuk mengatur interaksi antara seseorang atau kelompok dengan lingkungan sekitar. Bila seseorang dapat mendapatkan privasi seperti yang diinginkannya maka ia akan dapat mengatur kapan harus berhubungan dengan orang lain dan kapan harus sendiri.
            Maxine Wolfe dan kawan-kawan (dalam Holahan, 1982) mencatat bahwa pengelolaan hubungan interpersonal adalah pusat dari pengalaman tentang privasi dalam kehidupan sehari-hari. Menurutnya, orang yang terganggu privasinya akan merasakan keadaan yang tidak mengenakkan.
            Westin (dalam Holahan, 1982) mengatakan bahwa ketertutupan terhadap informasi personal yang selektif, memenuhi kebutuhan individu untuk membagi kepercayaan dengan orang lain. Keterbukaan membantu individu untuk menjaga jarak psikologis yang pas dengan orang lain dalam banyak situasi.
 
Prabowo, Hendro. (1998). Arsitektur,Pikologi dan masyarakat. Depok: Gunadarma