Ruang Lingkup dan Ambient, Architerctural Condition.

Selasa, 22 Februari 2011

Ruang Lingkup Psikologi Lingkungan

Dalam banyak hal, teori Psikologi Lingkungan tanpa disadari sangat berpangaruh dalam kehidupan social, namun kita masih belum begitu mengerti apa saja ruang lingkup psikologi social itu sendiri.

Ada dua versi Ruang Lingkup Psikologi Lingkungan, yang Menurut Proshansky (1974), dan menurut Sarwoni (1992).

Menurut Proshansky (1974), Psikologi lingkungan memberi perhatian terhadap manusia itu sendiri, tempat serta perilaku dengan setting fisik.

Ruang lingkup psikologi lingkungan membahas :

- Rancangan (desain)
- Organisasi Pemaknaan
- Hal-hal spesifik seperti, ruang-ruang,bangun-bangun, rumah sakit dan ruangannya, perumahan, apartemen,museum, sekolahan dan lain-lain.

Menurut Sarwono, 1992, jenis-jenis lingkungan didalam sosiologi yang bererapa diantaranya terdapat pada psikologi lingkungan :

- Lingkungan alamiah (natural environment), seperti : laut, hutan dan sebagainya
- Lingkungan buatan/binaan (built environment), jalan raya,perumahan, rumah susun, taman dan sebagainya.
- Lingkungan sosial
- Lingkungan yang dimodifikasi 

Dan tambahannya dari Veitch dan Arkkelin (1995), Psikologi Lingkungan merupakan suatu area yg bercabang dari sejumlah disiplin seperti, biologi,geologi, psikologi, ekonomi,sosiologi, kimia,fisika,sejarah,beserta sub disiplin dan rekayasanya.

------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Dalam hubungannya dengan lingkungan fisik Wrighstman dan Deaux (1981) membedakan dua bentuk kualitas lingkungan yang meliputi :

1. Ambient Condition
       Kualitas fisik dari keadaan yang mengelilingi individu seperti suara, cahaya, warna, kualitas udara, tempratur, dan kelembapan. Hal-hal yang bisa dirasakan namun tidak bisa disentuh atau dilihat bentuk utuhnya.

2. Architectural Condition
        Yang tercakup di dalamnya adalah seting-seting yang bersifat permanen. Misalnya dalam suatu ruangan, yang termasuk di dalamnya antara lain konfigurasi dinding, lantai, atap, serta pengaturan perabotan dan dekorasi. Hal-hal yang bisa dilihat dan disentuh secara langsung.

Sumber :
http://www.artikata.com/arti-5999-ambient.php
http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2011/02/pengantar-psikologi-lingkungan/

Pengantar Psikologi Lingkungan

Selasa, 15 Februari 2011





1. Latar Belakang Sejarah
Membahas perihal teori-teori yang dikemukakan para ahli psikologi lingkungan, maka yang
terlibat adalah teori-teori, baik di dalam maupun di luar disiplin psikologi. Beberapa teori tersebut amat luas jangkauannya dan beberapa lagi yang lain lebih terfokus, beberapa amat lemah dalam data empiris dan beberapa yang lain amat kuat. Dalam kaitan antara lingkungan dengan perilaku manusia, maka kita dapat menyebut sejumlah teori dimana dalam perspektif ini, yang terlibat di dalamnya antara lain adalah geografi, biologi ekologi, behaviorisme, dan psikologi Gestalt (Veitch & Arkkelin, 1995).

Geografi. Beberapa ahli sejarah dan geografi telah mencoba menerangkan jatuh-bangunnya peradaban yang disebabkan oleh karakteristik lingkungan. Sebagai contoh, Toynbee (dalam
Veitch & Arkkelin, 1995) mengembangkan teori bahwa lingkungan (atau secara lebih
spesifik topografi, iklim, vegetasi, ketersediaan air, dan sebagainya) adalah tantangan bagi
penduduk yang tinggal di lingkungan tersebut. Tantangan lingkungan yang ekstrim akan
merusak peradaban, sementara tantangan yang terlalu kecil akan mengakibatkan stagnasi
kebudayaan. Lebih lanjut Toynbee mengusulkan bahwa tantangan lingkungan pada tingkat
menengah juga dapat mempengaruhi perkembangan peradaban. Pada tingkat yang makin
berkurang atau sebaliknya makin berlebihan hasilnya justru akan memperlemah pengaruhnya.
Gagasan mengenai tantangan lingkungan dan respon-respon perilakunya meski didasari oleh
para penganut geographical determinism, ternyata seringkali merupakan bentuk-bentuk atau
variasi-variasi teori yang diterapkan dalam psikologi lingkungan.
Sebagai contoh Barry, Child dan Bacon (dalam Veitch & Arkkelin, 1995) mengusulkan
bahwa kebudayaan masyarakat pertanian (yang tidak nomaden) ternyata menekankan pola
asuh pada generasinya berupa: tanggungjawab, ketaatan, dan kepatuhan. Sebaliknya pada
kebudayaan nomaden pola asuh yang ditekankan adalah pada kemandirian dan akal.
Perbedaan ini dapat dijelaskan sebagai berikut. Pada kebudayaan pertanian, orang tinggal dan bekerja bersama-sama dalam suatu komunitas yang tanpa mobilitas yang tinggi,
sehingga yang dihasilkan adalah organisasi yang teratur. Hal tersebut tentunya akan lebih
menekankan pola asuh kepada ketaatan dan kepatuhan. Lain halnya dengan orang nomaden
yang lebih menyiapkan generasi mudanya untuk terbiasa dalam menghadapi situasi alam
yang berubah dan tidak dapat diramalkan pada saat menjelajahi alam, sehingga yang lebih
dibutuhkan adalah kemandirian dan akal. Berdasarkan keterangan-keterangan tersebut di
atas, maka dapat dikatakan bahwa suatu seting lingkungan tertentu memberi peluang yang
terbaik bagi masyarakat penghuninya untuk mempertahankan diri.
Biologi Ekologi. Perkembangan teori-teori ekologi menunjukkan adanya perhatian terhadap
adanya ketergantungan biologi dan sosiologi dalam kaitan hubungan antara manusia dengan
lingkungannya, dimana hal itu secara signifikan mempengaruhi pemikiran-pemikiran psikologi
lingkungan. Dengan perkembangan ilmu ekologi, seseorang tidak dianggap terpisah dari
lingkungannya, melainkan merupakan bagian yang integral dari lingkungan. Pendapat
mengenai hubungan yang saling tergantung antara manusia dengan lingkungannya pada saat
ini akan tampak pada teori-teori yang dikembangkan pada disiplin psikologi lingkungan.
Lingkungan dan penghuninya masih sering dikaji sebagai komponen yang terpisah, meskipun
tidak ada keraguan lagi adanya hubungan yang saling tergantung di antara mereka.
Behaviorisme. Pengaruh penting lain yang merupakan pemikiran yang datang dari cabang
disiplin psikologi sendiri adalah behaviorisme. Pemikiran kalangan behavioris muncul
sebagai reaksi atas kegagalan teori-teori kepribadian untuk menerangkan perilaku manusia.
Pada saat ini secara umum dapat diterima bahwa dua hal penting yang menjadi pertimbangan
adalah konteks lingkungan dimana suatu perilaku muncul dan variabel-variabel personal
(seperti kepribadian atau sikap). Dengan mempertimbangkan kedua hal ini maka akan lebih
dapatdiramalkan suatu fenomena manusiadan lingkungannya daripadajika dibuat pengukuran
sendiri-sendiri.
Psikologi Gestalt. Psikologi Gestalt berekembang pada saat yang berbarengan dengan
behaviorisme dan lebih menekankan perhatian kepada persepsi dan kognisi sebagai perilaku
yang tampak (overt behavior). Prinsip terpenting dari cara kerja kalangan Gestalt ini adalah
bahwa objek-objek, orang-orang, dan seting-seting dipersepsi sebagai suatu keseluruhan,
dimana hal itu lebih dari sekedar penjumlahan bagian-bagian. Dari pandangan Gestalt, suatu
perilaku didasarkan pada proses kognitif, yang bukan dipengaruhi oleh proses stimulus tetapi
dari persepsi terhadap stimulus tersebut. Pengaruh Gestalt pada psikologi lingkungan dapat
dilihat antara lain pada kognisi lingkungan, misalnya untuk menjelaskan persepsi, berpikir,
dan pemrosesan informasi lingkungan.
Dari beberapa perspektif di atas, Veitch & Arkkelin (1995) menekanlan adanya dua hal
yang perlu diketahui. Pertama, sebagaimanayang sudah disebutkan di atas bahwa pendekatan
yang dipakai pada perspektf-perspektif di atas ada yang amat lebar dalam cakupan dan ada
pula yang lemah dalam data empiris. Kedua, tidak ada grand theory dalam psikologi
lingkungan, karena tidak ada pendekatan atau perspektif tunggal yang dapat menerangkan hubungan antara perilaku manusia dengan lingkungannya secara memuaskan. Hal ini paling
tidak disebabkan oleh empat hal:
(a) Tidak ada data yang cukup tersedia dalam kaitan hubungan manusia dengan
lingkungannya, sehingga dapat dipercaya untuk menyatukan teori
(b) Hubungan-hubungan yang dikaji para peneliti amaat sangat beragam
(c) Metode yang digunakan tidak konsisten
(d) Cara pengukuran variabel tidak selalu kompatibel dari suatu seting penelitian ke
penelitian berikutnya.


2. DEFINISI

Psikologi lingkungan adalah ilmu kejiwaan yang mempelajari perilaku manusia berdasarkan pengaruh dari lingkungan tempat tinggalnya, baik lingkungan sosial, lingkungan binaan ataupun lingkungan alam. 

Beberapa definisi Psikologi lingkungan menurut ahli :
“Disiplin yang mempelajari hubungan perilaku manusia dengan lingkungan fisik” (Heimstra & McFarling)
“Studi transaksi antara manusia dengan lingkungan fisik, dimana dalam transaksi tersebut, manusia mengubah lingkungannya dan lingkungan memiliki andil dalam mengubah perilaku & pengalaman manusia” (Gifford)
“Hubungan individu dengan lingkungannya adalah saling tergantung satu sama lain” (Emery & Tryst)
“Ilmu perilaku multidisiplin yang berorientasi dasar & terapan, yang berfokus pada interrelasi perilaku & pengalaman manusia sebagai individu dengan lingkungan fisik dan sosialnya” (Veitch & Arkkelin)


Sumber :
http://elearning.faqih.net/2009/12/pendekatan-teori-dan-metode-penelitian.html
http://www.anneahira.com/psikologi-lingkungan.htm
http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2011/02/sebuah-pengantar-psikologi-lingkungan/