ADD/ADHD Tips (Petunjuk) Untuk Guru

Jumat, 26 Februari 2010

Perilaku.
Selalu membantu untuk menjadi se proaktif mungkin dalam menolong anak belajar mengelola perilaku mereka sendiri. Guru yang sudah mengembangkan dan memeriksa apa yang harus dilakukan siswa kalau masalah timbul, memberikan siswa kebebasan memilih dan sering mengurangi insiden keparahan perilaku. Akan ada waktu bagi beberapa siswa untuk meninggalkan ruang kelas dalam waktu tertentu untuk menemukan tempat aman untuk dapat tenang kembali dengan tidak dipaksa atau merasa tak enak atau malu. Jika strategi ini dipakai, penting mempunyai tempat yang sudah ditentukan agar anak bisa melapor / curhat, begitu juga dengan strategi2 / cara2 lain untuknya kembali ke ruang kelas.

ADHD suatu kenyataan.
Satu2nya masalah terbesar dalam kehidupan kebanyakan anak dengan ADHD adalah masalah kehidupan sekolah. Antusiasme mereka untuk belajar, nampak pada awal tahun sekolah, sering memudar pada bulan kedua atau ketiga sekolah. Di kelas, perhatian mereka mungkin hanyut diluar topik dan mereka tidak menyelesaikan tugas kerja mereka. Atau, mereka seperti bergegas menulis-nulis sesuatu agar tugas mereka selesai, dan pekerjaan mereka berantakan dan tak dapat dibaca. Anak yang berhasil melibatkan orang dewasa dan kawan sebaya menghabiskan bagian terbesar waktu mereka akan mendapat penguatan positif, dan cenderung bereaksi positif. Anak yang tidak mengerti isyarat sosial, yang tidak berhasil secara akademik, atau yang kelakuannya menjauhkan dia dari orang lain sering hanya mendapat hanya penguatan negatif saja setiap hari. Tidak mengherankan pada anak-anak ini akan meningkat resiko drop out dari sekolah, masalah2 perilaku, adiksi bahan kimia atau alkohol, abuse/pelecehan, bahkan depresi Pengertian yang terbaru tentang bagaimana dan mengapa anak berlaku seperti itu, pendekatan dukungan perilaku disekolah memberikan hasil positif. Dukungan seperti itu menolong anak2 dengan ADHD mempertahankan perilaku mereka selama disekolah. Insiden masalah2 perilaku akan menurun secara signifikan.


Ketika keluarga merasa disalahkan.
Guru dan orang-tua harus berjuang untuk mengerti bagaimana dan mengapa anak melakukan apa yang mereka lakukan. Terlalu sering anak bertingkah laku berbeda daripada kawan sebaya mereka, keluarga merasa bertanggung jawab. Terlalu sering orang-tua disalahkan karena tidak cukup keras, atau terlalu keras, mempunyai terlalu sedikit struktur atau mempunyai terlalu banyak struktur. Kalau keluarga merasa disalahkan, kekuatan / strength anak sering diabaikan. Lebih buruk lagi, keluarga pada akhirnya mungkin menyalahkan dirinya sendiri, menyalahkan proses parenting (proses menjadi orangtua), atau menyalahkan pasangan mereka sebagai orang tua. Dalam keluarga ADHD, orang-tua mungkin melihat kelakuan yang mirip dengan orang-tua yang lain, dan menyimpulkan bahwa perilaku diperoleh melalui latihan, dan bukan bagian dari kecacatan anak. Menyalahkan dan/atau malu dapat menimbulkan ketidakrelaan untuk saling berbagi informasi mengenai dirinya sendiri atau keluarga mereka yang sesungguhya sangat berguna bagi guru dan profesional lain. Banyak keluarga merasa lega setelah mengetahui anak mereka ADHD. Hal ini menerangkan mengapa anak mereka mempunyai masalah. Bagi keluarga lain menghilangkan rasa bersalah dan malu bila anak mereka berperilaku yang tidak diharapkan. Keluarga sesungguhnya TIDAK bertanggung jawab mengenai ”perilaku”yang secara alami timbul karena biologis atau neurologis.Seorang guru yang proaktif dan mengerti penyebab masalah akan menjadi pendukung yang sangat berharga bagi keluarga

Komunikasi positif yang terus-menerus dengan keluarga.
Kalau seorang anak menderita ADHD, komunikasi antara keluarga dengan guru semakin bertambah penting. Pada waktu segala sesuatu kelihatannya berjalan terus dengan mulus, tugas pekerjaan rumah ditemukan gagal, buku hilang, masalah sosial meningkat. Jika komunikasi terjadi hanya kalau timbul masalah, akan menjadi pekerjaan bagi orang-tua dan guru, dan dapat menimbulkan perasaan sakit hati atau kehilangan sebagai team yang efektif. Pada awal tahun sekolah rencanakan untuk bagaimana dan kapan orang-tua dan guru akan berkomunikasi untuk membangun kepercayaan dan keyakinan, yang diperlukan kalau masalah timbul. Beberapa guru suka buku penghubung/agenda sekolah-rumah, yang harus ditandatangani oleh orang-tua atau guru yang menunjukkan bahwa buku penghubung sudah diperiksa. Sistem ini berjalan jika seorang anak dapat membawa buku tersebut dari rumah setiap ke sekolah atau sebaliknya, tetapi tidak beguna kalau buku itu sering salah taruh atau hilang. 2 Beberapa guru lebih suka menelpon setiap hari atau setiap minggu. E-mail sangat menolong bagi orangtua dan guru dalam era kemajuan teknologi, untuk berkomunikasi, dan untuk meyakinkan PR dikerjakan. Dengan scanner PR dapat dikirimkan melalui e-mail ke rumah sebagai lampiran / attachment (dan sebaliknya kesekolah!). Ini akan mengatasi masalah ” PR saya hilang di bus ” untuk banyak siswa yang membawa PR ditangannya pagi hari tetapi tidak pernah sampai ketangan guru.

Instruksi yang menimbulkan semangat.
ADHD membuat sulit bagi anak untuk memberikan perhatian terus-menerus kepada tugas yang berulang atau membosankan. Seorang anak mungkin termotivasi untuk mengambil bagian dalam seni atau aktivitas olahraga karena membuat mereka bersemangat (stimulating), atau membuat mereka bergerak. Siswa yang sama mungkin mempunyai kesulitan duduk diam untuk pelajaran matematika karena matematika sukar, pada hari-hari buruk (kelelahan, efek kerja obat berakhir), atau cara pemberian pelajaran tidak menarik . Format dan pemberian baru, dan diskusi interaktif lebih menarik bagi kebanyakan anak, dan khususnya untuk siswa dengan ADHD. Menyuruh seorang anak dengan ADHD untuk “mencoba lebih keras” hanya akan memperkuat perasaan anak bahwa dia: 1. Tidak cakap, atau 2. Tidak suka aktivitas sekolah. Secara realistis, orang dewasalah yang harus “mencoba lebih keras” untuk membuat kurikulum lebih menarik untuk mempertahankan ketertarikan anak dengan ADHD. Anak tidak mempelajari ketrampilan positif dari umpan balik negatif. Hukuman (dan perhatian yang tak diingini adalah hukuman bagi kebanyakan anak) tidak mengajarkan perilaku baru yang dibutuhkan anak. Misalnya, kebanyakan anak dengan ADHD tahu bahwa mereka masuk kelas harus membawa buku dan bahan2 sekolah lainnya. Mereka ”lupa” (tidak dimasukkan ke otak untuk dilaksanakan.....). Anak dengan ADHD dapat belajar dengan latihan dan reinforcement positif, suatu strategi untuk mempersiapkan dan mengingatkan mereka --- hampir pada setiap saat. Instruksi, seperti sistim pemberian nomor pada materi, organiser, reinforcement untuk mengingatkan, atau sebuah konsekwensi bukanlah suatu hukuman, hal ini dibutuhkan untuk mengajarkan mereka keterampilan2.


Peraturan di kelas.
Teknik sederhana, seperti menempelkan peraturan2 di mana mereka dengan mudah dapat melihat dan membaca, memberikan isyarat visual untuk anak dengan ADHD tentang apa yang diharapkan mereka lakukan di ruang kelas. Menempelkan dan mempertahankan jadwal ruang kelas menolong untuk memberikan struktur yang diharapkan, yang jelas bagi anak yang disorganized / tidak teratur dan pelupa, sifat klasik dari ADHD.

Petunjuk: ulangi, ulangi, mengulangi.
Tidak mengerti, mengingat, atau mengikuti petunjuk adalah masalah biasa untuk masa remaja dengan ADHD. Mereka membutuhkan petunjuk2 menjadi sederhana, jelas, berulang-ulang, dan secara tertulis. Mereka juga mungkin memerlukan peringatan-peringatan lebih sering, yang mungkin termasuk menunjukkan lembar petunjuk, jika sesuatu diberikan, atau berhenti secara bijaksana dekat meja tulis siswa untuk melihat apakah dia mengerjakan pekerjaan yang diberikan. Petunjuk sebaiknya diberikan berulang kali. Sebagai contoh, seorang guru mungkin menerangkan apa yang harus dilakukan di kelas, dan lalu menulis tugas di papan tulis. Secara umum anak dengan ADHD akan memerlukan salinan/kopi petunjuk yang tertulis, terutama semua yang ditulis dipapan tulis. Sedangkan tidak masuk akal mengharapkan seorang siswa menyalin beberapa hal dari papan tulis, apalagi kalau dia tidak rapi, daya ingatnya lemah dan tidak dapat menulis cepat, hal ini berarti bahwa seorang anak dengan ADHD menghabiskan lebih banyak waktu dan tenaga untuk menyalin daripada kawan sebayanya. Guru harus mempertimbangkan pentingnya seorang siswa menyalin dari papan tulis dengan waktu yang cukup. Russell Barkley, seorang pakar terkemuka di bidang ADHD, percaya bahwa ADHD sebaiknya dianggap sebagai kurangnya “response inhibition” dan “executive function”, membuat ketidakmampuan untuk menunggu. Disfungsi response inhibition menimbulkan aktivitas2 impulsip seperti menyeberang mendadak pada anak yang lebih kecil, menjawab pertanyaan dikelas tanpa dipikir, atau mempunyai kesulitan untuk menunggu giliran. Hal ini menimbulkan perbuatan2 impulsip tanpa disadari dan disesali oleh anak, tetapi hal tersebut cenderung berulang. Anak dengan ADHD mempunyai kesulitan mengatur dirinya, orientasi perilaku akan apa yang akan datang, keterlambatan menyatakan kegembiraan, dan untuk beradaptasi dengan lingkungan sosial. Kesulitan untuk merencanakan kedepan sering nampak pada ketidak mampuan mereka dalam menyelesaikan tugas yang banyak, atau tahu dan ingat untuk belajar pada hari kemis untuk ulangan/test di hari jumat.

Lingkungan.
Lingkungan yang tak semrawut (pintu2 di tempat penyimpanan, tidak ada atau sedikit gantungan yang bergerak atau hiasan bergerak lain, dll. ) menolong banyak anak yang disorganized / tidak rapi untuk memusatkan perhatian pada waktu belajar. Penggunaan penyekat disekitar kursi dan meja belajar dapat mengurangi stimuli visual bagi banyak siswa dengan ADHD, tempat belajar seperti itu lebih banyak lebih baik.

Saran2 lain:

ü Arahkan pada struktur, bukan pengawasan

ü Tempatkan siswa jauh dari jendela, pintu atau hal lain yang menarik perhatiannya; membolehkan siswa yang lebih tua menolong memutuskan di mana mereka duduk

ü Kurangi bahan yang tak perlu bagi siswa di mejanya

ü Gunakan checklists untuk menolong siswa mejadi organized / lebih teratur / rapi

ü Sediakan kesempatan untuk bergerak-gerak

ü Kurangi gangguan visual (benda2 bergerak, dll. )

ü Sediakan pemandangan tak terhalang ke papan tulis, guru, dll.

Matematika.

ü Bolehkan mempergunakan alat bantu math, seperti kalkulator, tanpa penalti / dihukum

ü Berikan lebih sedikit soal2 untuk diselesaikan agar naik kelas

ü Berikan tabel matematika untuk petunjuk

ü Berikan lebih sedikit soal di kertas latihan

ü Baca dan terangkan soal cerita, dipecah menjadi langkah2 yang lebih kecil

ü Gunakan grafik atau kertas tulis menyamping menjadi kolom2 soal.

Membaca.

ü Bolehkan siswa duduk dalam posisi nyaman

ü Bolehkan siswa untuk mempergunakan marker

ü Bolehkan membuat rekaman

ü Bolehkan siswa untuk membaca keras-keras bagi dirinya, bagi siswa lain, atau ke alat perekam ü Suruh / minta siswa membaca pertanyaan2 terlebih dahulu sebelum membaca sebuah bahan bacaan

ü Izinkan menggunakan headphone atau tape player untuk mencegah distraksi pendengaran

ü Bagilah bahan bacaan ke dalam bagian-bagian yang lebih kecil

ü Gunakan “petunjuk” di atas satu bagian bacaan, perlihatkan hanya satu dua baris agar sisa bahan yang ditulis tidak mengacaukan perhatian mereka.

Memberi nilai dan Menguji.

ü Izinkan penggunaan tempat tenang, ruang belajar yang diberi sekat, atau perpustakaan untuk tempat test / ujian

ü Ujilah dengan membacakan bahan test kepada siswa dan membolehkan jawaban lisan

ü Untuk test / ujian di tempat lain, pastikan tersedianya akomodasi

ü Buatkan latihan2 test

ü Kurangi gangguan selama test

ü Bagilah test ke dalam bagian-bagian yang lebih kecil

ü Beri nilai ejaan terpisah dari nilai isi cerita / test

ü Gunakan bahan test yang diketik, bukan ditulis tangan

ü Berikan lebih banyak waktu bagi seorang siswa untuk mengerjakan atau memeriksa kembali test

ü Berikan kesempatan untuk bergerak dan istirahat selama test

ü Berikan angka berdasarkan kemajuan atau usaha perseorangan

ü Izinkan siswa untuk menempuh kembali test sampai lulus

ü Beri tanda hanya pada jawaban yang benar

ü Izinkan siswa untuk mengerjakan kembali masalah yang terlewatkan untuk mendapatkan angka lebih baik

ü Hindari test yang diatur waktunya bagi kebanyakan siswa dengan ADHD

Partisipasi kelas.

Berikan pilihan. Siswa sering mengerjakan lebih baik di kelas kalau mereka boleh memilih aktivitas, “Kamu boleh menggunakan waktu yang ada untuk mengerjakan matematika atau menyalin tugas minggu depan ke dalam buku catatan kamu” pilihannya sebaiknya yang cocok dengan guru.

Buat “tanda / signal” bersama siswa yang bisa digunakan bila siswa memerlukan bantuan—sebuah kata, isyarat, atau kartu isyarat yang tidak menarik perhatian. Pastikan bahwa pesan yang dikirim kerumah melalui pos, secara tertulis atau dengan telepon lebih sering positif daripada negatif (sedikitnya satu 2-1 rasio positif pada pesan). Mintalah anak mendisain pola atau menuliskan catatan2 positif atau menolong memilih kertas atau menambahkan sebuah stiker pada buku catatan. Yakinkan bahwa pesan benar2 sampai dirumah, dan tidak tertinggal dalam tas anak.Temukan aktifitas2 yang disukai siswa. Mengetahui apa yang disukai anak menolong guru mengidentifkasi dan menggunakan strength / kekuatan2 si anak dalam aktifitas sekolah.Beri giliran pada anak hanya kalau anak benar mengetahui jawabannya. Guru-guru yang menanyakan pertanyaan pada anak benar2 tahu jawabannya adalah memfokuskan perhatian pada keterampilan2 anak. Pesan yang ditaruh di tas anak adalah LEBIH BURUK pada anak dengan ADHD !! Pesan2 yang dikirim dari / ke rumah dan sekolah dengan metode ini sering tidak sampai. Bila mungkin temukan cara lain. Beberapa anak remaja memerlukan presentasi multi-sensory (visual, auditory dll) untuk menolong mereka mengerti pelajaran. Anak lain merupakah pendengar yang baik tetapi tidak dengan pembelajaran visual. Yang lain lagi belajar lewat mendengarkan tetapi jangan berbentuk kuliah atau percakapan umum. Bagi kebanyakan anak dengan ADHD, mempergunakan banyak pendekatan mengajar dan belajar sebanyak mungkin menolong untuk memperkuat / reinforce lewat pengulangan. Mendudukan seorang siswa ADHD dekat seorang teman yang potensial dan mendorongnya berdialog, atau memasangkan siswa dengan orang yang lebih muda lainnya dan menganjurkan menjawab pertanyaan guru sebagai team dapat mengurangi ketidakpastian, penarikan diri, atau siswa pemalu mengembangkan keterampilan2 berpartisipasi dalam kelas. Memberikan sebuah bonus berupa extra point dikelas , karena berpartisipasi baik dalam aktivitas kelas, dapat menolong memperkuat ketrampilan2 sosial yang positif. Menganjurkan teknik2 “cooperative learning” bagi seluruh siswa ADHD pemula (early education), mencari kelompok atau mensharingkan pengalaman2 belajar. Memeriksa apakah siswa mengerti apa yang dikatakan atau petunjuk2 untuk tugas dapat mendatangkan perhatian yang tak diinginkan kepada seorang anak yang kurang percaya diri. Dengan menanyakan siswa secara pribadi untuk mengulangi petunjuk2, guru dapat menilai tingkat pengertiannya terhadap tugas yang diharapkan.

Tugas
Ajarkan konsep pokok.

Membagi tugas2 menjadi lebih kecil atau mengizinkan seorang siswa untuk mengerjakan sebagian-sebagian sesuai yang dapat ditanganiya, akan memperbaiki tingkat perhatian dan penyelesaian tugas. Terlalu banyak tugas dalam waktu yang sama akan menimbulkan perlawanan dalam menjalankan tugas. Menyediakan umpan balik pada seksi2 tugas mereka yang sudah selesai, dan menggolongkan aktivitas sehari-hari untuk menyelesaikan tugas, menolong siswa tetap termotivasi dan penuh harapan. Angka terakhir berdasarkan prestasi sehari-hari lebih baik daripada satu angka yang bergantung pada penyelesaian aktivitas. Kalau mungkin, berikan pilihan untuk tugas tertulis yang terlalu panjang. Cara2 lain, seperti audiotapes untuk tugas membaca untuk penguatan membaca, penggunaan komputer untuk meningkatkan produksi dan kecepatan kerja, dan dialog interaktif sebagai pengganti belajar diam, sangat berguna bagi siswa yang mempunyai masalah konsentrasi.

Amati kemajuan lebih sering. Mendudukan seorang siswa jauh dari distraksi dan dalam akses visual yang mudah terlihat dapat menolong guru mengetahui apakah siswa membutuhkan pertolongan. Kontak mata yang lebih sering (dan tajam) akan memperingatkan siswa untuk kembali menyelesaikan tugas.

Pengaturan.

* Menyediakan buku notes dengan bagian-bagian seperti:

ü Kantung2 tertutup untuk tugas yang harus dikerjakan

ü pensil2 dan alat2 ekstra

ü jadwal kelas

ü kertas tugas

ü pembatas berwarna untuk mencocokkan buku2
ü kertas berlubang / loose leaf

* menjaga tugas agar tetap pendek untuk menjaga ketertarikan
* mengajar ketrampilan membuat catatan, termasuk bagaimana dan kapan menggunakan kartu catatan untuk belajar
* Mengajar siswa bagaimana caranya menyimpan dan mengisi buku tugas; memeriksanya secara teratur
* memilih waktu setiap hari untuk mengatur bahan / materi

Pengecekkan dan pengawasan rutin diperlukan untuk membuat semua teknik ini menjadi berhasil. Memulai dan lalu menghilangkan intervensi sering gagal terjadi karena tingkat pengawasan yang diperlukan untuk keberhasilan aktivitas tidak ada.

Menyajikan materi.

* Sebelum pelajaran, jelaskan tujuan belajar hari ini
* Bagikan tugas untuk penyelesaian diketik atau ditulis dengan tanggal di salah satu pojok tugas,
* Tugas dipecah / dibagi – bagi, memperpendek tugas bila mungkin

ü memberikan peninjauan untuk tugas jangka panjang

ü memperkenalkan satu konsep pada satu waktu

ü tunjukkan bentuk produk akhir, misalnya: lembar tugas yang sudah diselesaikan

ü beri nomor langkah2 tugas, urutkan tugas yang penting

* Hindari kertas latihan yang penuh sesak dan semrawut:

ü Mengeblok : bagi tugas menjadi tugas2 kecil

ü Memotong : Memotong latihan ke dalam perempat, perenam atau perdelapan bagian dan tempatkan satu soal di masing-masing bagian

* Kode warna, mewarnai atau menggaris bawahi: untuk menekankan informasi penting yang harus siswa fokuskan.
* Periksa pemahaman materi secara teratur; sudahkah siswa mengulangi sebuah tugas

§ Tekankan poin kunci dengan: “Ini penting. Dengarkan dengan cermat. ”
§ Beri stabile / warna konsep penting untuk dipelajari dalam text

§ Perpendek tugas berdasarkan penguasaan pokok

§ Sediakan petunjuk2 tertulis dan lisan dengan visual, bila diperlukan § Tugas jangka panjangü Bagikan garis besar materi, tempelkan pada buku catatan atau cover buku ü Amati setiap hari, nilai lebih sering ü Berikan insentif untuk memulai dan menyelesaikan tugas2 ü Pakai garis besar, pemandu studi, kopi dari presentasi, dan garis besar rentetan foto. ü Perlihatkan sebuah contoh proyek yang selesai, seperti penyelesaian masalah matematika, garis besar kurikulum, atau penyelesaian sebuah quiz Yakinkan bahwa orang-tua tahu tentang proyek2 yang panjang dan rencana waktu untuk penyelesaiannya.

Pekerjaan tertulis.

Banyak remaja dengan ADHD mempunyai kesulitan menghasilkan karya tulis dalam waktu yang ditentukan. Mereka mengolah lebih lambat, dan mungkin membaca atau menulis lebih lambat. Mereka akan memerlukan waktu ekstra untuk menyelesaikan tugas atau kurang yang dikerjakannya. Suatu studi menemukan 65% anak dengan ADHD mempunyai masalah dengan mengekspresikan tulisan – kesukaran mengatur dan mengurutkan gagasan dan memuat informasi dalam memorinya yang cukup panjang untuk dituliskan. Bagi banyak siswa, computer / laptop adalah alat yang sangat dianjurkan, baik untuk di-sekolah membuat catatan, membuat pekerjaan rumah. Hal tersebut dibutuhkan siswa karena PR menjadi sangat banyak karena kurangnya konsentrasi atau lambatnya produksi kerja.

Seorang pengambil catatan yang ditunjuk (siswa, asisten) dapat menolong kerja tulis di sekolah. Bukan merupakan gagasan baik bagi seorang siswa dengan ADHD untuk memilih pengambil catatannya. Siswa mungkin tidak mempunyai ketrampilan untuk memilih orang yang sesuai, atau tidak mengetahui siswa lain mana yang baik untuk menjadi seorang pencatat.

Ketrampilan belajar.
Salah satu keluhan terbesar pada siswa dengan ADHD usia pertengahan sekolah adalah bahwa mereka tidak tahu BAGAIMANA CARANYA UNTUK belajar, atau malahan bagaimana caranya untuk mulai. Tiga R ketrampilan belajar ( Three R’s : reading, writing, arithmetic) keterampilan dalam membaca, menulis dan berhitung dapat menolong. Akan sangat membantu untuk menghemat buku teks mutakhir tetapi rusak atau usang, untuk panduan belajar bagi anak dengan ADHD. Mereka dapat menggunakan stabilo atau marking pen untuk menandai bagian yang akan dipelajari. Beberapa guru memilih fotokopi bab yang terakhir dari text book, sehingga dapat dipakai sebagai panduan belajar.

Anak dengan ADHD sebaiknya dianjurkan membaca keras-keras atau mengulangi petunjuk2 atau frase2 kunci. Penguatan baik dengan melihat maupun mendengar menolong untuk memperkuat proses belajar. Membaca diam tidak selalu sama produktifnya dengan membaca dengan keras dalam memasukkan konsep kedalam memori. Memori kerja yang buruk adalah masalah bagi banyak anak dengan ADHD.

Gerak-gerik.
Hiper-aktivitas dapat sangat mengacaukan pikiran, baik bagi siswa dan bagi guru. Ekses pergerakan motorik berlebihan adalah sifat siswa ADHD yang hiper-aktif. Pemberian istirahat / rehat lebih sering selama kegiatan akademis yang berat penting bagi beberapa siswa dengan ADHD; yang lain mungkin lebih sederhana yakni memerlukan ”aktivitas2 tangan” di meja tulis mereka, seperti bola kertas yang dapat diremas-remas, dll. Karena kebutuhan untuk pergerakan motorik bagi banyak anak dengan ADHD, sebaiknya mereka diberikan kesempatan untuk bergerak selama istirahat. Guru dan orang-tua sebaiknya bekerja bersama lewat tim IEP atau Bagian koordinator 504 ( terminologi di USA, di Indonesia : tim BP = Bimbingan & Penyuluhan ) untuk menjamin ekspektasi kerja baik, dan anak bertanggung-jawab untuk pilihan perilaku mereka secara instruktif, tidak menghukum. Larangan untuk berpartisipasi dalam olahraga yang sudah diatur dapat menimbulkan atau memperkuat hilangnya semangat mereka dalam belajar dan bersosialisasi, atau bahkan gagal disekolah dan drop out. Hal ini dibuat sebagai pertimbangan yang penting bagi tim IEP seiring dengan berkembangnya tujuan dan sasaran.

Perilaku.
Misbehavior / perilaku buruk secara umum merupakan tanda kebutuhan akan perintah. Jika seorangrukt siswa mempunyai masalah mengelola kelakuannya di ruang kelas, pertanyaan pertama ialah “why/mengapa. ” Untuk membantu siswa mempelajari ketrampilan baru, guru harus mempunyai cukup informasi atas kelakuan yang perlu diperbaiki, seperti di mana, kapan, dan mengapa mereka terjadi, dan apa yang di “gets / dapat” dari kelakuan tersebut. Jika seorang guru sudah menguji sejumlah intervensi untuk menolong merubah masalah perilaku, mungkin sudah waktunya untuk mempergunakan Functional Behavior Assessment untuk menunjukkan dengan tepat penyebabnya dan menolong mengenali intervensi baru. Beberapa contoh intervensi ialah:

* Hindari bertemu / konfrontasi di gang antara ruang kelas dengan membolehkan siswa untuk meninggalkan ruangan beberapa menit lebih awal, atau beberapa menit terlambat
* Dudukkan siswa di samping seorang siswa yang bertanggung jawab untuk menolongnya tetap melakukan tugas
* Memperbaiki akibat untuk pelanggaran peraturan yang tak disengaja (hadiah untuk siswa pelupa karena ingat bawa pensil, lebih baik daripada menghukum kegagalannya)
* Abaikan perilaku yang tidak terlalu disruptif / merusak
* Kembangkan intervensi2 untuk perilaku yang mengganggu tetapi bukan disengaja (misalnya : sediakan potongan karet / busa di meja bagi siswa yang selalu mengetuk-ngetuk pensilnya di meja )

Diterjemahkan oleh :

AABB : Asosiasi orangtua Anak-anak Berkesulitan Belajar

0 komentar: