Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas / ADHD

Jumat, 26 Februari 2010

Apa Itu ADHD dan Penyebabnya

ADHD / GPPH (Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas) adalah keadaan neurologik-perilaku dengan gejala-gejala yang meliputi kurangnya perhatian, perhatian mudah beralih, hiperaktivitas, kegelisahan yang berlebihan, dan tindakan-tindakan yang bersifat impulsif (bertindak sesuai dorongan hati tanpa memperhatikan situasi).
Diperkirakan antara 3 -7% dari anak usia-sekolah dan 4% dewasa menderita ADHD1.
Biasanya mulai dikenali saat anak berusia sekolah, meskipun dapat didiagnosa pada semua golongan umur. Penelitian memperkirakan bahwa dalam rata-rata kelas dengan 30 murid, 1 diantaranya menderita ADHD2.
Anak laki-laki dengan ADHD lebih banyak 3 banding 1 terhadap anak perempuan dengan kondisi yang sama. Beberapa dokter menganggap bahwa terdapat sama banyak anak perempuan dengan ADHD dibanding anak laki-laki, hanya mereka tidak terdiagnosa sesering anak laki-laki karena anak perempuan kurang mengganggu dan gejalanya masih terkendali sampai usia lebih tua. Sebagai contoh, anak perempuan menunjukkan gejala ADHD secara kurang menyusahkan, seperti kurangnya perhatian. 

Penyebab ADHD
Tidak ditemukan satupun penyebab biologis dari ADHD. Tetapi kebanyakan penelitian mengarah kepada gen yang diturunkan dari orang tua sebagai penyumbang utama terjadinya ADHD. Sebagai contoh, penelitian jelas membuktikan bahwa ADHD timbul dalam keluarga, 76% anak dengan ADHD memiliki anggota keluarga dengan kondisi tersebut3.
Terlahir prematur, ibu merokok selama hamil atau stress yang ekstrim selama kehamilan, terpapar alkohol selama dalam kandungan, dan perlukaan otak akibat trauma juga dapat menyumbang pada perkembangan ADHD. 

Bagaimana saya mengetahui bahwa anak saya menderita ADHD ?
Karena tidak ada scan pencitraan otak atau tes darah untuk mendiagnosa ADHD, penting bahwa seorang profesional kesehatan yang terlatih khusus untuk mendiagnosa dan mengobati ADHD menilai perilaku anak anda.
Berikut adalah skala dimana orangtua / guru dapat mengisinya untuk mendeteksi dini apakah anak atau murid anda memiliki gejala ADHD atau masih termasuk dalam tingkat perkembangan anak pada umumnya.
____________________________________________________________________________________________
“Sebelum saya terdiagnosa, banyak waktu saya terbuang untuk menyesuaikan diri dengan gejala-gejala ADHD” - penderita ADHD dewasa.
____________________________________________________________________________________________

Sejumlah orang tua cemas karena lebih banyak anak-anak didiagnosa dengan ADHD dibandingkan masa lalu. Penelitian menunjukkan bahwa peningkatan terutama disebabkan oleh meningkatnya kesadaran dan perbaikan diagnosa dari kondisi ini – termasuk diagnosa anak-anak yang mempunyai bentuk ADHD lebih ringan. Karena sekarang lebih banyak masyarakat mengetahui tentang ADHD dan gejala-gejalanya, anak-anak lebih muda, remaja, anak perempuan, dan dewasa dengan kondisi ini lebih mudah dikenali dan diobati.

Meskipun diagnosa ADHD meningkat dan ada kekhawatiran bahwa sejumlah anak secara salah diidentifikasi sebagai menderita ADHD, underdiagnosis masih merupakan masalah.
Masih banyak anak dengan ADHD (hampir separuhnya) yang tidak terdiagnosa dan tidak mendapatkan pengobatan yang semestinya4.

Kelainan yang Dapat Menyertai ADHD
Penelitian membuktikan bahwa 2/3 anak yang didiagnosa ADHD mempunyai paling sedikit satu tambahan kelainan gangguan mental atau belajar.

Untuk memastikan diagnosa yang tepat, dokter yang merawat anak anda akan memeriksa kondisi lain yang memperlihatkan gejala yang mirip dengan ADHD. Dokter dapat menemukan bahwa anak anda menderita ADHD, kondisi lain, atau ADHD dengan kondisi lain. Keadaan dimana terdapat lebih dari satu kelainan disebut kondisi penyerta.

Kondisi penyerta dapat menyebabkan diagnosa dan pengobatan ADHD menjadi lebih sulit. Hal ini juga menyebabkan lebih banyak rintangan bagi anak untuk mengatasinya, karena itu penting untuk mengenali dan mengobati kondisi lain tersebut.

 Kelainan yang Sering Menyertai ADHD:
- Gangguan pola perilaku yang menentang peraturan (Oppositional Defiant Disorder / ODD)
- Gangguan kelakuan (Conduct disorder
- Ketidak-mampuan belajar dan berbahasa (Learning and language disabilities)
- Gangguan cemas (Anxiety disorder
- Gangguan depresi (Depressive disorder)
- Gangguan bipolar (Bipolar disorder)
- Penyakit Tourette (Tourette's Disorder)

Gangguan pola perilaku yang menentang peraturan (Oppositional Defiant Disorder / ODD) – Gangguan kelakuan (Conduct disorder)
Anak dengan ODD sering tidak patuh kepada peraturan dan punya kecenderungan untuk menyusahkan orang lain. Sejumlah anak dengan ADHD yang menunjukkan masalah tingkah laku dapat didiagnosa dengan gangguan perilaku.
Gangguan perilaku adalah kelainan psikiatrik yang serius dimana anak bersifat agresif terhadap orang dan binatang, merusak barang, dan seringkali melanggar aturan di masyarakat.

Ketidak-mampuan belajar dan berbahasa (Learning and language disabilities)
25 sampai 30 persen anak dengan ADHD juga mengalami masalah dalam bahasa atau belajar. Anak dengan kondisi penyerta ini dapat mengambil manfaat dari terapi sekolah dan bahasa, juga bantuan tambahan di sekolah.

Gangguan cemas (Anxiety disorder) dan Depresi (Depressive disorder)
Tambahan pula, 33 persen anak dengan ADHD juga memiliki kecemasan (anxietas) atau gangguan alam perasaan (seperti depresi). Anak dengan masalah ini dapat ditolong dengan pengobatan tambahan, termasuk terapi bicara, obat, atau keduanya.

Gangguan bipolar (Bipolar disorder)
Salah satu keadaan yang lebih serius yang mungkin terjadi bersamaan dengan ADHD adalah gangguan bipolar. Sejumlah tanda yang menunjukkan anak anda mempunyai gangguan bipolar adalah rasa gembira yang berlebihan, pola pikir cepat, dan kurang perlu tidur, sangat iritabel, sensitif dan reaktif secara berlebihan serta emosinya sering dikatakan seperti “roller-coaster”.

Hanya klinisi yang berkualifikasi kesehatan jiwa yang dapat menentukan apakah kelakuan anak anda disebabkan oleh ADHD, kondisi lain, atau kombinasi keduanya5.
____________________________________________________________________________________________
Bila obat-obat ADHD gagal memperbaiki gejala-gejala pada anak, hal tersebut mungkin merupakan tanda adanya kondisi penyerta.
____________________________________________________________________________________________
Dampak ADHD    
ADHD dapat mengganggu kemampuan anak untuk berprestasi di sekolah serta kemampuan untuk berkembang dan mempertahankan hubungan sosial (dengan lingkungan).  ADHD dapat meningkatkan risiko anak dikeluarkan dari sekolah atau menghadapi problem disiplin. ADHD juga dihubungkan dengan meningkatnya risiko untuk bermasalah dengan mengemudi secara membahayakan, merokok dan penyalah-gunaan zat.
Dampak ADHD bila tidak diobati
- Meningkatnya risiko untuk gagal dan putus sekolah
- Problem dengan tingkah laku dan disiplin
- Kesulitan sosial dan perselisihan keluarga
- Luka akibat kecelakaan
Penyalahgunaan alkohol dan obat
- Depresi dan gangguan mental lainnya
- Problem dalam pekerjaan
- Kecelakaan saat mengemudi
- Kehamilan yang tidak diinginkan
- Kenakalan remaja, kriminalitas, dan penahanan (oleh yang berwajib)

Profesional yang dapat mendiagnosa dan menangani ADHD
Gejala ADHD harus dinilai oleh seorang profesional kesehatan yang memiliki kualifikasi untuk menilai anak dengan ADHD. Profesional yang mengobati anak dengan ADHD harus terlatih untuk mendiagnosa dan mengobati ADHD. Mereka juga harus memiliki pengetahuan yang menyeluruh mengenai perkembangan anak normal. Penanganan dapat meliputi terapi dengan obat, terapi perilaku/tingkah laku atau kombinasi keduanya.





Sumber : ADHD

0 komentar: