Bagaimana Pola Diet untuk Penderita Autisme ?

Jumat, 02 April 2010

Tanya:
Begini, dok, putera saya usia 1 tahun 1 bulan, dinyatakan oleh dokter menderita autisme (ASD/Autistic Spektrum Disorder). Saat ini sedang diterapi oleh psikiater, dokter spesialis anak, dan psikolog yang sudah berpengalaman menangani autisme, sampai habis biaya banyak. Yang saya ingat, terapi yang diberikan ke putera saya antara lain: risperidone dan terapi ABA (Applied Behavioral Analysis).
Karena kesibukan saya dan suami, sampai lupa bertanya ke dokternya tentang pantangan atau pola diet yang tepat untuk putera saya. Nah, pertanyaan saya kepada dokter Dito, bagaimanakah pola diet yang tepat dan aman untuk penderita autisme? Terimakasih atas jawaban yang diberikan. Semoga dokter sekeluarga sukses selalu!  (Ny B di kota B)
Jawab:
Dear Ny B,
Terimakasih atas kepercayaan Ibu kepada kami. Kami sungguh merasa sedih dan turut berempati dengan keadaan Ibu saat ini.
Kami yakin pasti ada hikmah yang teramat indah yang tengah dipersiapkan oleh Allah SWT untuk ibu sekeluarga. Pesan kami juga, tenanglah Ibu, di balik semua “kesulitan/penderitaan” ini, pastilah ada kemudahan yang akan Allah berikan.
Langsung ke pokok permasalahan, tentang pola diet untuk penderita autisme, setidaknya ada delapan prinsip diet, yaitu:
8 Prinsip Diet untuk Penderita Autisme
1.Diet bebas gluten dan kasein
2.Diet bebas gula
3.Diet bebas jamur/fermentasi
4.Diet bebas zat adiktif
5.Diet bebas fenol dan salisilat
6.Diet rotasi dan eliminasi
7.Pengaturan cara memasak dan penyediaan makanan
8.Pemberian suplemen makanan
Mari kita bahas satu per satu.
Diet bebas gluten dan kasein minimal tiga bulan; yaitu dengan menghindari produk makanan yang mengandung gluten (biskuit, mie, roti, makanan yang mengandung terigu), produk makanan-minuman yang mengandung susu sapi (keju, mozzarella, butter, permen susu, dsb).
Diet bebas gula minimal 2 minggu dan probiotik. Hindari: gula pasir, sirup, soft drink, fruit juice kemasan, aspartam. Untuk pengganti gula, pakailah gula stevia dan xylitol secara bergantian, atau gula jagung (sorbitol). Gula palem (aren) nartural boleh ditambahkan sedikit untuk membuat kue sebatas aroma.
Diet bebas jamur/fermentasi, dengan menghindari: kecap tauco, keju, kue yang dibuat dengan vermipan/baking soda, termasuk makanan yang lama disimpan, buah-buahan yang dikeringkan (kismis, kurma).
Diet bebas zat adiktif, dengan menghindari semua pewarna, penambah rasa, pengawet, pengemulsi, penyedap rasa (MSG), kaldu kemasan, termasuk menghindari produk olahan (sosis, kormet, chicken nugget, dsb). Boleh memakai zat pewarna alami, seperti daun pandan/suji untuk warna hijau, kunyit untuk warna kuning, dan beet untuk warna merah.
Diet bebas fenol dan salisilat. Fenol terkandung di dalam buah berwarna cerah seperti: anggur, apel, cherry, prunes, plum, almond, dsb. Salisilat terkandung di dalam jeruk dan tomat. Adapun pepaya, mangga, beet, wortel aman dikonsumsi.
Diet rotasi dan eliminasi. Diet ini diberikan setelah memperoleh hasil tes sensitivitas makanan IgG (comprehensive food panel). Untuk makanan yang titer IgG-nya tinggi tidak boleh diberikan sama sekali (eliminasi). Sedangkan makanan yang titer IgG-nya rendah boleh diberikan dengan selang waktu 4 hari (rotasi).
Pengaturan cara memasak dan penyediaan makanan, misalnya:
1.Minum air minimal 8 gelas sehari dari air mineral kemasan atau air yang telah disaring (water purifying system).
2.Menu makanan banyak buah dan sayuran segar setiap hari, misalnya: pepaya, kiwi, nanas. Diberikan bergantian dan sesuai selera anak.
3.Sediakan makanan tinggi protein saat sarapan pagi.
4.Sebaiknya semua makanan dipersiapkan dari rumah, sebagai bekal di sekolah.
5.Pilih peralatan memasak yang terbuat BUKAN dari logam berat.
6.Gantilah peralatan yang terbuat dari alumunium dan teflon dengan alat yang terbuat dari STAINLESS STEEL atau KACA (PYREX).
7.Pisahkanlah semua peralatan ini agar tidak terkontaminasi/tercemari.
Pemberian suplemen makanan
Diberikan sesuai gejala klinis, hasil pemeriksaan laboratorium, dan kebutuhan harian anak sesuai dengan usia dan berat badan.Misalnya:
1.Kalsium (1000 mg/hari dosis terbagi).
2.Magnesium glisinat (200-300 mg/hari).
3.Zinc pikolinat dan alfa ketoglutarat (20-50 mg/hari).
4.Selenium (50-100 mg/hari).
5.Vitamin A natural dalam bentuk Cod Liver Oil (dosis sekitar 2500 IU/hari).
6.Vitamin B6 dengan P5P sekitar 50 mg/hari.
7.Vitamin C (dalam bentuk Ester C 500 mg/hari dalam dosis terbagi).
8.Vitamin E (100-200 IU/hari) sebagai antioksidan.
9.Asam Lemak Esensial, diberikan dalam bentuk EPA (Eicosapentoic Acid) 750 mg/hari, DHA (Docosahexanoic Acid) 250-500 mg/hari, dan GLA (Gamma Linoleic Acid) 50-100 mg/hari dalam EPO (Evening Primrose Oil) 1000-1500 mg/hari.
10.Asam amino dalam bentuk amino acid complex 1 kapsul/hari.
11.Kolustrum dalam bentuk liquid 1/2 sendok teh 2x sehari (2,5 gram).
12.Enzim, misalnya: Enzyme-Complete with DPP-IV, 3x sehari, diberikan pada awal makan.
13.Probiotik, diberi preparat yang mengandung 6 jenis mikroorganisme dalam satu kapsul, dosis 1-2 kapsul/hari.
14.Methylulfonylmethane (MSM), diberikan bila pada anak terdapat lingkaran hitam di sekitar atau di bawah mata.
15.Ubiquinone (30 mg 1-2 kapsul/hari).
16.Yeast Control, bila perlu dapat diberikan: oregano, golden seal, dsb.
17.Biotin (300 mg/hari).
18.Taurin, diberikan bila buang air besar (anak penderita autisme) berwarna pucat seperti dempul, sejumlah 1-3 kapsul/hari.
19.Reduced L-Glutathione, 1 kapsul/hari, untuk mencegah kerusakan sel, sebagai antioksidan, dan kelasi alami logam berat.
Setelah pemberian diet di atas, sebaiknya dievaluasi dengan cara mengidentifikasi setiap gejala yang timbul, lalu dibuat perbandingan sebelum dan sesudah melakukan diet.
The last but not least, semoga Ibu sekeluarga diberiNya ketabahan, kesabaran, dan rejeki yang berkah dan berlimpah. Amin.
Demikian jawaban kami. Semoga bermanfaat.
(NB: Jawaban ini bersumber dari scientific paper oleh Dr.Rini P Parmadji Susilo, SpJP. di dalam Konferensi Nasional Autisme-I di Jakarta, 2003.)
Salam SEHAT dan SUKSES selalu!!!
Dr.Dito Anurogo
Peneliti Hematopsikiatri
Penulis Buku dan Ebooks
Konsultan Kesehatan di netsains.com

Sumber : Netsains

0 komentar: