Senam Otak, Terapi Kurangi Gejala Autisme

Jumat, 02 April 2010


TAHUN 2009, penyandang autisme di Indonesia mencapai angka 475 ribu. Jumlah yang cukup fantastis. Tapi sayang, biaya pengobatan atau terapi autisme saat ini relatif mahal, sekira Rp750 ribu-Rp3 juta per bulan hingga tak semua kalangan masyarakat bisa menikmatinya.

Secara psikologis, autisme dipahami sebagai keadaan seseorang yang lebih banyak berorientasi kepada pikiran subyektifnya daripada melihat kenyataan atau realita kehidupan sehari-hari. Sehingga, sering kali penyandang autis selalu sibuk dengan “dunia”-nya.

Mahalnya biaya terapi autisme melatarbelakangi sekelompok mahasiswa Kedokteran Umum Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (KU-UMY), yakni Revani Dewinta Lestarin, Yunita Puji Lestari, Muhammad Nor Tauhid, dan Ragil Adi S, memilah terapi untuk mengurangi gejala autisme yang tidak menghabiskan biaya terlalu besar.


“Autisme memang merupakan gangguan neurobiologis yang menetap. Gejalanya tampak pada gangguan bidang komunikasi, interaksi, dan perilaku,” kata Revani saat ditemui di kampus UMY, Yogyakarta, belum lama ini.

Walaupun gangguan neurobiologis tidak bisa diobati, tapi gejala-gejalanya bisa diminimalisir dengan terapi murah dan bisa dilakukan di rumah, yaitu senam otak atau Brain Gym.

Revani menjelaskan, terapi senam otak merupakan teknik elektrik yang membantu otak dan tubuh bekerja lebih efektif secara bersamaan. Gerakan senam otak juga meningkatkan tiga komunikasi otak, yakni komunikasi otak kanan dengan otak kiri, otak depan dengan otak belakang, serta otak atas dengan bawah. Lancarnya komunikasi otak ini berguna meningkatkan efisiensi dari informasi sensorik yang paling berguna bagi penyandang autisme.

”Gerakan senam otak pun bervariasi, seperti membuat coretan ganda dalam waktu bersamaan, menggerakkan anggota tubuh secara bergantian, dan mengaktifkan tangan,” ujarnya.(Satria Nugraha/Trijaya/ftr)

Sumber : Okezone

0 komentar: